Selasa, 19 Februari 2019

Rangkuman Sejarah Indonesia Tahun 2018/2019



KONSEP BERFIKIR KRONOLOGIS, DIAKRONIK, SINKRONIK, RUANG DAN WAKTU DALAM SEJARAH

1. Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang.
2. Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu.
3. Kronologi adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya. 
4. Konsep Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu.
  • Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa – peristiwa sejarah dalam perjalanan waktu.
  • Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang waktu terjadinya peristiwa tersebut.
  • Jika waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep ruang menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi.
5. Konsep waktu
  • Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa lampau bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup.
  • Masa lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa lampau manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja, sebab sejarah itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
  • Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan masa yang akan datang.


KONSEP PERUBAHAN DAN KEBERLANJUTAN DALAM SEJARAH

ü Perubahan dalam sejarah
Perubahan ini dapat diartikan sebagai segala aspek kehidupan yang terus bergerak seiring dengan perjalanan kehidupan masyarakat. Perkembangan kehidupan dalam masyarakat ada yang berlangsung lambat dan ada yang cepat. Arah perubahan dibedakan atas keadaan yang lebih baik (progres) dan keadaan yang lebih buruk (regres).

ü Keberlanjutan dalam sejarah
Rangkaian peristiwa yang ada merupakan peristiwa yang berkelanjutan. Kehidupan manusia saat ini merupakan mata rantai dari kehidupan masa lampau, sekarang dan masa mendatang. Setiap peristiwa tidak berdiri sendiri dan tidak terpisahkan dari peristiwa lain. Disebut mengalami perkembangan apabila dalam kehidupan masyarakat terjadi gerak secara berturut-turut dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Perkembangan terjadi biasanya dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks.


MANUSIA PURBA/PRAAKSARA

Manusia purba juga disebut dengan Prehistoric People (Manusia Prasejarah) merupakan jenis manusia yang hidup pada zaman belum mengenal tulisan. Para pakar ahli sejarah sangat meyakini bahwa manusia purba telah hidup mendiami bumi ini semenjak 4 juta tahun yang lalu.

1. Manusia Purba Meganthropus Paleojavanicus
Manusia purba meganthropus paleojavanicus adalah manusia purba terbesar dan tertua di Indonesia. Unsur-unsur nama tersebut terdiri dari kata megan = besar, anthropus = manusia, paleo = tua, dan javanicus = berasal dari Jawa. Fosil manusia purba ini berasal dari lapisan Pleistosen Bawah. Meganthropus memiliki badan yang tegap dan mempunyai rahang yang sangat besar dan kuat. Mereka bertahan hidup dengan cara mengumpulkan makanan. Makanan tersebut berasal dari tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba meganthropus paleojavanicus:
ü Memiliki tinggi sekitar 165 – 180 cm
ü Berbadan tegap
ü Volume otak 900cc
ü Tonjolan pada kening tebal dan melintang sepanjang pelipis
ü Tidak memiliki dagu dan mempunyai hidung yang lebar
ü Memiliki otot kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat
ü Makanannya jenis tumbuh-tumbuhan

2. Manusia Purba Pithecanthropus Erectus
Fosil manusia purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia adalah jenis manusia purba pithecanthropus erectus. Pithecanthropus erectus sendiri memiliki arti manusia yang berjalan tegak. Terdapat 3 jenis pithecanthropus erectus yang paling terkenal di Indonesia, yaitu pithecanthropus erectus, pithecanthropus mojokertensis, dan pithecanthropus soloensis. Jika berdasarkan dengan pengukuran terhadap umur lapisan tanah dimana pithecanthropus erectus ditemukan di Indonesia, mempunyai umur yang bervariasi, yaitu antara 30.000 hingga 1 juta tahun yang lalu. Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba pithecanthropus erectus:
ü Pada tengkorak memiliki tonjolan kening yang tebal
ü Mempunyai hidung lebar dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol
ü Mempunyai tinggi 165 – 180 cm
ü Pemakan segalanya, baik itu daging ataupun tumbuhan
ü Memiliki rahang bawah yang kuat
ü Tulang pipinya tebal
ü Bertulang belakang tajam dan menonjol
ü Bertubuh gelap dan mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat

3. Manusia Purba Pithecanthropus Mojokertensis
Pada tahun 1936 telah ditemukan fosil tengkorak anak manusia purba oleh seorang peneliti, yaitu Widenreich disebuah desa yang terletak di Mojokerto. Fosil manusia purba ini diberikan nama dengan pithecanthropus robustus. Namun bagi Von Koenigswald menyebutnya dengan nama pithecanthropus mojokertensis sesuai dengan nama daerah ditemukannya. Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba pithecanthropus mojokertensis:
ü Memiliki badan tegap
ü Tidak mempunyai dagu
ü Memiliki kening yang menonjol
ü Tinggi badan 165-180 cm
ü Mempunyai volume otak 750 – 1.300 cc
ü Tulang geraham dan rangnya lebih kuat
ü Tulang tengkorak tebal
ü Memiliki tulang tengkorak yang lonjong
ü Hidup sekitar 2 sampai 2,5 juta tahun yang lalu

4. Manusia Purba Homo Sapiens
Manusia purba berjenis homo sapiens dapat dianggap sebagai manusia purba yang berumur paling muda dari semua manusia purba yang ada. Dari fosil homo sapiens diperkirakan hidup antara 15.000 hingga 40.000 tahun SM. Manusia purba homo sapiens adalah satu-satunya manusia purba yang bisa berpikir. Kecerdasan tersebut dapat terlihat dari volume otak yang hampir mirip dengan manusia modern. Pada intinya manusia purba jenis ini merupakan manusia dan bukan lagi dikategorikan sebagai manusia kera, Terdapat tiga jenis homo sapiens yang telah ditemukan di Indonesia, yaitu homo soloensis, homo wajakensis, homo floresiensi. Diantara beberapa fosil yang telah ditemukan, melahirkan sebuah perdebatan karena dianggap sebagai kerangka manusia modern dan bukan manusia purba. Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba homo sapiens:
ü Tinggi badan antara 130-210 cm
ü Mempunyai otak yang lebih berkembang daripada manusia purba lainnya
ü Otot kunyah, gigi, dan rahang sudah menyusut
ü Tonjolan di kening sudah berkurang dan sudah memiliki dagu
ü Mempunyai ciri seperti ras Mongoloid dan Austramelanosoid

5. Manusia Purba Homo Soloensis
Fosil Manusia purba jenis homo soloensis ditemukan oleh Von Koenigswald dan Weidenrich diantara tahun 1933-1934 di lembah bengawan Solo. Fosil ini ditemukan sebuah tengkorak dengan volume otaknya bukan lagi seperti manusia kera.

6. Manusia Purba Homo Wajakensis
Fosil manusia purba jenis homo wajakensis ini ditemukan pertama kali oleh Dubois di tahun 1889 di daerah Wajak sekitaran daerah Tulungagung. Manusia purba jenis ini telah ditemukan dapat membuat peralatan yang terbuat dari batu dan tulang serta mereka juga mengerti caranya untuk memasak.


CORAK KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DI INDONESIA

Manusia purba mempunyai cara hidup yang sangat sederhana dan masih sangat bergantung dengan alam. Berikut ini adalah ulasan mengenai corak kehidupan manusia purba :

a. Masa Berburu untuk Mengumpulkan Makanan
Ciri-ciri kehidupan manusia purba pada zaman ini adalah :
ü Tidak mempunyai tempat tinggal
ü Hidup sendiri atau dengan kelompok kecil
ü Mengumpulkan makanan seperti umbi-umbian
ü Menggunakan kapak genggam untuk berburu hewan
ü Berlindung di dalam goa
ü Membuat lukisan berupa cap jari tangan dan babi rusa dalam keadaan terpanah, biasanya menggunakan warna hitam, putih, dan merah

b. Masa Bercocok Tanam
Ciri-ciri kehidupan manusia purba pada zaman ini adalah :
ü Hidupnya mulai menetap pada suatu tempat dan melakukan kegiatan bercocok tanam
ü Mulai menggunakan pakaian yang terbuat dari kulit hewan atau kulit kayu
ü Membuat rumah dari kayu
ü Jika tanah tidak subur, mereka akan berpindah tempat
ü Membuat alat-alat bercocok tanam, seperti : mata panah, beliung persegi, kapak lonjong, dan perhiasan

c. Masa Mengenal Kepercayaan
Ciri-ciri kehidupan manusia purba pada zaman ini adalah :
ü Melakukan upacara-upacara tertentu, sebagai bukti adanya kekuatan yang melebihi diri mereka.
ü Mulai terdapat bangunan besar untuk dijadikan sebagai tempat melakukan upacara tersebut.

d. Masa Perundagian
Ciri-ciri kehidupan manusia purba pada zaman ini adalah :
ü Mulai tinggal disebuah desa atau perkampungan dalam waktu yang cukup lama.
ü Mempunyai kemampuan mengolah logam, seperti cincin
ü Mengenal sistem barter untuk mendapatkan logam


SUKU BANGSA YANG BERASAL DARI KETURUNAN PROTO DAN DEUTRO MELAYU

1. Bangsa Proto Melayu
Bangsa proto melayu atau disebut dengan Bangsa Melayu Tua merupakan nenek moyang bangsa Indonesia yang pertama kali datang ke Indonesia sekitar tahun 1500 SM. Mereka adalah orang-orang Austronesia yang memasuki wilayah Nusantara melalui dua jalur, yaitu Jalur Barat melalui Malaysia–Sumatera dan Jalur Utara atau Timur melalui Philipina–Sulawesi.

Bangsa Proto Melayu ini dianggap sebagai bangsa yang memiliki kebudayaan maju daripada bangsa – bangsa purba lainnya pada masa itu. Hal ini dibuktikan dengan penemuan – penemuan fosil benda- benda yang merupakan bukti kebudayaan mereka, yakni hampir semua peralatan mereka dibuat dengan bahan dasar batu yang teah dihaluskan.

Hasil dari kebudayaan zaman neolithikum yang terkenal dari Bangsa Proto Melayu ini, yaitu kapak persegi. Kapak persegi ini banyak sekali ditemukan di wilayah – wilayah Indonesia Barat, meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali, dan Sulawesi Utara. Hingga kini diketahui bahwa keturunan dari Bangsa Proto Melayu adalah orang – orang suku Dayak dan Toraja.

Ciri – Ciri Bangsa Proto Melayu :
ü Mereka bersal dari Cina bagian selatan (Yunan) dan masuk ke Indonesia sekitar tahun 1.500-500 SM.
ü Memiliki kebudayaan batu muda (Neolitikum)
ü Orang – orang bangsa Proto Melayu memiliki rambut lurus, kulit kuning yang berwarna kecoklatan, dan bermata sipit.
ü Mendiami daerah – daerah Indonesia bagian Timur, seperti Dayak, Toraja, Mentawai, Nias,dan Papua

2. Bangsa Deutro Melayu
Bangsa Deutero Melayu disebut juga dengan Bangsa Melayu Muda. Mereka adalah orang – orang Austronesia yang merupakan nenek moyang Bangsa Indonesia. Mereka datang ke Indonesia pada gelombang kedua, setelah Bangsa Proto Melayu sekitar tahun 400 – 300 SM.

Bangsa ini telah berhasil melakukan asimilsasi atau pencampuran budaya dengan budaya para pendahulunya, bangsa melayu tua (proto melayu). Mereka masuk ke Wilayah Indonesia melalui barat. Orang – orang ini menempuh rute dari Yunan – Vietnam, Malaysia – Indonesia. Bangsa Melayu Tua diperkirakan memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan dengan Bangsa Proto Melayu.

Mereka sudah tidak hanya mampu membuat barang – barang dari bahan dasar batu – batuan saja, tetapi dari bahan – bahan logam, seperti perunggu dan besi. Contoh benda – benda yang terbuat dari logam – logam ini, antara lain kapak serpatu, kapak corong, dan nekara. Selain itu, ada juga benda – benda yang terbuat dari batu – batu besar, seperti menhir, dolmen, sarkopagus, kubur batu, dan punden berundak-undak.

Suku bangsa Indonesia yang merupakan keturunan asli dari Bangsa Deutro Melayu saat ini adalah suku – suku Jawa, Melayu, dan Bugis.

Ciri – Ciri Deutro Melayu :
ü Mereka berasal dari bangsa Indocina Utara yang masuk ke Indonesia sekitar tahun 500 SM.
ü Bangsa ini telah mampu membuat benda – benda berbahan dasar logam, seperti perunggu dan besi.
ü Hasil – hasil kebudayaan yang dihasilkan berupa kapak corong,nekara,bejana perunggu
ü Suku Melayu,Makassar,Jawa,Sunda,Bugis,Minang, dll adalah keturunan asli bangsa ini.

3. Perbedaan Bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu
ü Bangsa Proto Melayu masuk ke Indonesia pada tahun 1500 SM, sedangkan Deutro Melayu masuk ke Nusantara pada gelombang kedua pada tahun 500 SM.
ü Bangsa Proto Melayu masuk ke Indonesia melalui jaur barat dan timur, sedangkan Deutro melayu hanya melalui jalur barat.
ü Bangsa Proto Melayu berasal dari Yunan (China), sedangkan Bangsa Deutro Melayu berasal dari Dongson (Vietnam).
ü Bangsa Deutro Melayu memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan dengan Bangsa Proto Melayu.
ü Bangsa Deutro Melayu sudah bisa membuat alat – alat dari logam, sedangkan Proto Melayu tidak.
ü Suku yang termasuk keturunan Bangsa Proto Melayu adalah Suku Batak, Dayak, dan Toraja, sedangkan Suku yang termasuk keturunan Deutro Melayu adalah suku Jawa, Madura, dan Melayu.


TEORI MASUKNYA AGAMA HINDU

ü Teori Brahmana
Teori ini mengatakan bahwa agama Hindu yang masuk ke Indonesia di bawa oleh para Brahmana. Brahmana merupakan kasta tertinggi dalam ajaran Hindu. Kasta Brahman merupakan satu-satunya kasta yang boleh mempelajari Kitab Weda.

ü Teori Ksatria
Teori ini mengatakan bahwa agama Hindu yang masuk ke Indonesia di bawa oleh kaum Ksatria melalui penaklukan wilayah (ekspansi). Ksatria merupakan kasta kedua setelah Brahmana, yang terdiri dari prajurit perang.

ü Teori Waisya
Teori ini mengatakan bahwa agama Hindu yang masuk ke Indonesia di bawa oleh para pedagang yang melalui Indonesia dan kemudian mengajarkan ajaran agama Hindu ke penduduk setempat. Waisa merupakan kasta ketiga, yang terdiri dari para pedagang.

ü Teori Arus Balik
Teori ini mengatakan bahwa agama Hindu yang masuk ke Indonesia dibawa oleh para pelajar (orang Indonesia) yang belajar atau mendalami agama Hindu di India kemudian setelah mereka menempuh pendidikan, lalu mereka pulang dan mengajarkan (menyebarluaskan) ajaran Hindu kepada penduduk setempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar