Selasa, 10 September 2019

HAKIKAT SOSIOLOGI



Ciri Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan
1.    Empiris, yaitu sosiologi dalam melakukan kajian tentang masyarakat didasarkan pada hasil observasi, tidak spekulatif, dan hanya menggunakan akal sehat
2.   Teoritis, yaitu sosiologi berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi adalah kerangka dari unsur-unsur yang didapat di dala observasi, disusun secara logis, serta memiliki tujuan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat.
3.  Kumulatif, yaitu teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori-teori yang telah ada sebelumnya dalam arti memperbaiki, memperluas dan memperhalus teori-teori lama.
4.      Non-etis, yaitu yang dilakukan sosiologi bukan mencari baik buruknya suatu fakta, tetapi menjelaskan fakta-fakta tersebut secara analitis. Itulah sebabnya para sosiolog tidak bertugas untuk berkhotbah dan mempergunjing baik buruknya tingkah laku social suatu masyarakat.

Hakikat Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan
1. Sosiologi adalah ilmu social, hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa sosiologi mempelajari atau berhubungan dengan gejala-gejala kemasyarakatan.
2.      Dilihat dari segi penerapannya, sosiologi dapat digolongkan ke dalam ilmu pengetahuan murni dan dapat pula menjadi ilmu terapan.
3.      Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan pengetahuan yang konkret. Artinya, yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
4.  Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum manusia dan masyarakatnya. Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip dan hokum-hukum umum dari interaksi manusia serta sifat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat.
5.      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum, bukan khusus artinya mempelajari gejala-gejala umum yang ada pada interaksi manusia.

Metode-metode Sosiologi
1.      Metode Kualitatif mngutamakan cara kerjanya dengan mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan penilaian-penilaian terhadap data yang diperoleh. Metode ini dipakai apabila data hasil penelitian tidak dapat diukur dengan angka. Metode yang termauk dalam metode kualitatif adalah :
a.     Metode historis, yaitu metode pengamatan yang menganalisis peristiwa-peristiwa masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
b.  Metode komparatif, yaitu petode pengamatan dengan membandingkan antara bermacam-macam masyarakat serta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan dan persamaan sebagai petunjuk tentang perilaku suatu masyarakat. Misalnya perbandingan pertanian Indonesia pada masa lalu dan masa kini.
c.   Metode studi kasusu, yaitu suatu metode pengamatan tentang suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga maupun individu-individu. Alat-alat yang dipergunakan dalam studi kasus adalah :
·         Wawancara (interview)
·         Daftar pertanyaan (questioner)
·   Participant observer technique (pengamatan ikut serta dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang diamati).

2.      Metode Kuantitatif mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka atau gejala gejala yang diukur dengan skala, indeks, table atau uji statistic. Sementara itu, langkah-langkah utama dalam sebuah penelitian sosiologi adalah sebagai berikut.
a.    Mengidentifikasi masalah
b.    Merumuskan masalah dan menentukan ruang lingkup penelitian
c.     Merumuskan hipotesa yang relevan dengan masalah yang diajukan
d.    Memilih metode pengumpulan data
e.    Mengumpulkan data
f.      Menafsirkan data
g.    Menarik kesimpulan

Masyarakat Sebagai Sistem Sosial




a.     Pengertian Masyarakat
Istilah masyarakat berasal dari Bahasa Arab, yaitu syaraka yang artinya ikut serta atau berpartisipasi. Sedangkan dalam Bahasa Inggris masyarakat adalah society yang pengertiannya mencakup interaksi social, perubahan social dan rasa kebersamaan. Dalam literature lainnya, masyarakat disebut pula system social. Untuk pemahaman lebih luas tentang pengertian masyarakat, kita akan melihat pendapat beberapa ahli sosiologi.

Emile Durkheim
Menurut sosiolog ini, masyarakat adalah suatu kenyataan objektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.

Karl Marx
Masyarakat adalah suatu struktur yang mengalami ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.

M.J. Herskovits
Masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti suatu cara hidup tertentu.

J.L. Gillin dan J.P. Gillin
Masyarakat adalah kelompok yang tersebar dengan perasaan persatuan yang sama.

Max Weber
Masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.

Selo Soemardjan
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

Paul B. Horton
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang relative mandiri, yang hidup bersama-sama dalam jangka waktu yang cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelomok itu. Pada bagian lain, Horton mengemukakan bahwa masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu dengan lainnya.

Soerjono Soekanto
Masyarakat pada umunya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1.     Manusia yang hidup bersama, sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.
2.     Bercampur atau bergaul dalam jangka waktu yang cukup lama. Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia-manusia baru. Sebagai akibat dari hidup bersama itu, timbul system komunikasi dan peraturan yang mengatur hubungan antar manusia
3.     Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
4.     Merupakan suatu system hidup bersama. System kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu dengan yang lainnya.

Marion Levy
Empat kriteria yang perlu dipenuhi agar suatu kelompok dapat disebut masyarakat, yaitu:
1.     Kemampuan bertahan yang melebihi masa hidup seorang anggotanya
2.     Perekrutan seluruh atau sebagian anggotanya melalui reproduksi atau kelahiran
3.     Adanya system tindakan utama yang bersifat swasembada.
4.     Kesetiaan pada suatu system tindakan utama secara bersama-sama

Talcott Persons menambahkan lagi syarat yang kelima dari kriteria yang telah dikemukakan oleh Marion Levy diatas, yaitu melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya.

b.     Terbentuknya Masyarakat
Kelompok social atau masyarakat terbentuk karena manusia-manusia menggunakan pikiran, perasaan, dan keinginannya dalam memberikan reaksi terhadap lingkungannya. Hal ini terjadi karena manusia itu mempunyai dua keinginan pokok, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lainnya dan keinginan untuk menyatu dengan laingkungan alamnya.
Manusia mempunyai naluri untuk selalu berhubungan dengan sesamanya. Hubungan yang berkesinambungan ini menghasilkan pola pergaulan yang disebut pola interaksi social. Pergaulan tersebut menghasilkan pandangan menganai kebaikan dan keburukan. Pandangan tersebut merupakan nilai-nilai manusia yang kemudian sangat berpengaruh terhadap cara dan pola perilakunya.
Untuk terbentuknya suatu masyarakat, paling sedikit harus terpenuhi tiga unsur berikut.
1.     Terdapat sekumpulan orang
2.     Berdiam atau bermukim disuatu wilayah dalam waktu yang relative lama
3.     Akibat dari hidup bersama dalam jangka waktu yang lama itu menghasilkan kebudayaan berupa system nilai, system ilmu pengetahuan, dan kebudayaan kebendaan.

Jumat, 30 Agustus 2019

Cristopolus Colombus



Columbus yang disponsori Ratu Isabella dari Spanyol berniat pergi berlayar untuk menemukan jalan baru menuju India. Namun, dalam perjalanannya, Columbus salah mendarat bukan di India tetapi di sebuah daerah baru yang membuat namanya mengisi lembar sejarah. Columbus lahir di Genoa, Italia pada 1451 dan tak banyak diketahui soal masa-masa awal kehidupan sang penjelajah ini. Namun, diyakini di masa mudanya Columbus bekerja sebagai pelaut sebelum kemudian menjadi pengusaha pelayaran. Dia lalu terobsesi dengan kemungkinan menjadi pionir pembuka jalan laut dari dunia Barat menuju China, India, dan negeri dongeng penuh rempah serta emas di Asia.
Saat itu bangsa Eropa belum mengenal jalur laut yang langsung menuju ke Asia. Sementara jalur laut lewat Mesir dan Laut Merah ditutup Kekhalifahan Ottoman, demikian juga jalan darat. Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Lawrence of Arabia Meninggal Dunia Satu hal yang mungkin bertentangan dengan legenda populer bahwa kelompok-kelompok terpelajar Eropa saat itu sudah yakin bahwa Bumi itu berbentuk bulat. Sementara itu, Columbus dan banyak orang lainnya, menyepelekan ukuran Bumi. Dalam perhitungan mereka, Asia Timur terletak di lokasi Amerika Utara berada. Saat itu, banyak bangsa Eropa yang belum mengetahui keberadaan Samudera Pasifik dan benua Amerika. Dalam benak Columbus, hanya Samudera Atlantik adalah satu-satunya penghalang antara Eropa dan Asia yang kaya. Itulah sebabnya Columbus kemudian menghadap Raja John II dari Portugal untuk membujuknya agar bersedia membiayai perjalannya ke Asia.
Raja Portugal itu menolak dan Columbus berpaling ke Spanyol dengan tujuan yang sama. Namun, dia dua kali ditolak Raja Ferdinand dan Ratu Isabella yang saat itu sedang sibuk berperang melawan bangsa Moor yang menduduki Granada. Namun, ketika Spanyol sukses mengusir bangsa Moor dari Granada pada Januari 1492, Raja Ferdinand dan Ratu Isabella bersedia membiayai perjalanan Columbus. Begitulah, pada 3 Agustus 1492, Columbus bertolak dari kota Palos dengan bermodalkan tiga kapal kecil yaitu Santa Maria, Pinta, dan Nina. Pada 12 Oktober 1492, armada Columbus melihat daratan, kemungkinan adalah Pulau Watling di Bahama. Columbus dan rombongannya mendarat di pulau itu pada hari yang sama dan mengklaim daratan tersebut menjadi milik Spanyol. Masih di bulan yang sama,
Columbus melihat Kuba yang disangkanya adalah daratan China. Pada Desember, ekspedisi Columbus mendarat di Pulau Hispaniola, yang kini menjadi Haiti dan Republik Dominika. Saat itu, Columbus menduga dia sudah tiba di kepulauan Jepang. Di "Jepang" ini Columbus mendirikan permukiman dengan 39 anak buahnya sebagai penduduk pertama. Columbus kemudian kembali ke Spanyol membawa emas, rempah, dan orang-orang "Indian" yang ditangkapnya sepanjang perjalanan. Kepulangannya dengan membawa banyak bukti itu membuat Columbus diganjar penghargaan tertinggi dari Kerajaan Spanyol. Dia bahkan diberi pangkat "Laksamana Samudera" dan mendapatkan kesempatan ekspedisi keduanya. Kali ini dengan 17 kapal yang lebih besar dan mengangkut 1.500 orang, Columbus bertolak dari pelabuhan Cadiz pada September 1493 untuk memulai ekspedisi Dunia Baru-nya yang kedua.
Saat kembali ke Hispaniola, Columbus menemukan permukiman yang didirikannya hancur dan seluruh penduduknya tewas dibunuh warga asli pulau itu.  Meski demikian Columbus mendirikan permukiman kedua di Hispaniola. Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Bapak Sosialisme Karl Marx Lahir Dia kemudian melanjutkan perjalanannya dan tiba di daratan yg kini dikenal sebagai Puerto Riko, Jamaika, dan beberapa pulau kecil di Karibia. Pada Juni 1496, Columbus kembali ke Spanyol tetapi disambut kurang hangat karena keuntungan yang dibawanya lebih kecil ketimbang biaya yang dikeluarkan. Meski demikian, Raja Ferdinand dan Ratu Isabella yang masih ingin meraup kekayaan Asia kembali setuju membiayai ekspedisi ketiga Columbus meski jumlahnya lebih kecil. Dengan perintah harus menemukan jalan ke India, pada Mei 1498 Columbus kembali meninggalkan Spanyol kali ini membawa enam kapal. Tiga kapal berisi calon penghuni tanah baru dan tiga kapal lainnya berisi perbekalan untuk penduduk koloni Hispaniola. Kali ini Columbus mendarat di Trinidad, lalu masuk ke Teluk Paria di Venezuela, dan mengibarkan bendera Spanyol di Amerika Selatan. Saat mengamati Sungai Orinoco, saat ini berada di Venezuela, Columbus mulai berpikir bahwa dia sebenarnya telah menemukan benua baru.
Columbus, yang sangat religius itu, setelah berpikir keras dia meyakini tanah yang dipijaknya saat itu adalah wilayah terluar Taman Firdaus. Saat kembali ke Hispaniola, Columbus menemukan bahwa kondisi koloni itu sangat buruk di bawah pengelolaan dua saudaranya Diego dan Bartolomeus. Upayanya memulihkan ketertiban diwarnai kekerasan yang ditentang baik para penduduk koloni maupun ketua suku Taino. Pada 1500, kabar itu sampai di telinga Raja dan Ratu Spanyol yang kemudian mengirim hakim agung Francisco de Bobadilla untuk menyelediki masalah tersebut. Setelah melakukan investigasi, hakim Bobadilla mengirim pulang Columbus dan saudaranya dalam kondisi dirantai. Namun, tak lama setibanya di Spanyol, Columbus dibebaskan dan bahkan Raja Ferdinand dan Ratu Isabella bersedia membiayai ekspedisi keempat Columbus. Kali ini Columbus menjanjikan surga dunia dan dunia emas yang pernah ditemukannya. Columbus juga berjanji tetap mencari jalan menuju India. Pada Mei 1502, Columbus berangkat dari Cadiz untuk menjalani ekspedisi terakhirnya mencari "Dunia Baru". Columbus kembali mampir di Hispaniola meski hal itu tak disetujui Kerajaan Spanyol. Dia kemudian menyusuri pesisir Amerika Tengah mencari jalan menuju India sekaligus mencari emas. Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Titanic Tenggelam dalam Pelayaran Perdana Upaya itu berakhir dengan kegagalan dan saat hendak kembali ke Hispaniola kapal-kapal Columbus dalam kondisi yang sangat buruk sehingga terpaksa mendarat di Jamaika. Columbus dan anak buahnya terdampar di Jamaika tetapi dua kaptennya berhasil mengayuh perahu sejauh 720 kilometer menuju ke Hispaniola. Meski demikian, Columbus harus menunggu hingga satu tahun lamanya sebelum kapal penjemput tiba. Pada November 1504, Columbus kembali ke Spanyol. Tiga pekan kemudian salah seorang sponsor utamanya Ratu Isabella meninggal dunia. Meski mendapatkan cukup kekayaan dari hasil emas Hispaniola selama beberapa tahun terakhir hidupnya, Columbus terus menerus gagal menghadap Raja Ferdinand.
Pada 20 Mei 1506, Columbus wafat di Valladolid, Spanyol. Awalnya, jenazah Columbus dimakamkan di kota itu. Namun, atas permintaan putranya Diego Colon yang juga adalah gubernur Hispaniola, jenazah Columbus dipindhkan ke biara La Cartuja, Sevilla. Pada 1542, jasad Columbus kemudian dipindahkan ke koloni Santo Domingo, kini Republik Dominika. Saat Perancis merebut Hispaniola pada 1795, sisa-sisa kerangka Columbus dipindahkan ke Havana, Kuba. Setelah Kuba menjadi negara merdeka pada 1989, kerangka Colombus dipindahkan lagi ke Spanyol dan disemayamkan di Katedral Sevilla. Begitulah, Columbus sang penjelajah, terus bertualang hingga jenazah dan tulang belulangnya pun tak berenti bertualang. 



Kamis, 29 Agustus 2019

PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP PENJAJAHAN BANGSA EROPA HINGGA AWAL ABAD XX




A.    Berbagai Kebijakan Pemerintahan Kolonial yang Memicu Perlawanan Lokal

1.    Kebijakan Portugis
a.    Monopoli Perdagangan rempah-rempah
u  Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai "monopolis“
u  Faktor internal berkontribusi terhadap gagalnya praktik monopoli portugis di malaka:
v  Kekurangan dana
v  Keterbatasan personel atau prajurit
v  Perilaku koruptif pejabat-pejabat portugis (turut berdagang untuk kepentingan pribadinya )
u  Faktor eksternal berkontribusi terhadap gagalnya praktik monopoli portugis di malaka:
Perlawanan yang dilakukan oleh Kesultanan Johor dan Kesultanan Aceh


Gambar 1.1
Bangsa Portugis saat di Indonesia

Portugis melakukan ekspedisi penyelidikan sumber rempah-rempah ke wilayah Hindia Timur, yaitu kepulauan Maluku, dibawah pimpinan Francisco Serrao. Pada tahun yang sama, bangsa portugis juga berupaya menjalin persekutuan dengan Kerajaan Sunda Pajajaran. Persekutuan ini awalnya atas inisiatif Kerajaan Pajajaran. Tujuan utamanya adalah mendapatkan perlindungan portugis terhadap ancaman ekspansi Kesultanan Demak ke Pajajaran. Sebagai imbalannya, Kerajaan Pajajaran memberi kebebasan kepada bangsa portugis untuk menerapkan monopoli perdagangan lada di wilayah kekuasaannya, terutama di Pelabuhan Sunda Kelapa.

b.    Penyebaran  agama Katolik
Isu Kontroversial hingga sekarang adalah penyebaran agama Katolik oleh Misionaris Portugis di tengah komunitas Islam yang telah mengakar seperti Maluku. Salah satu hipotesis menyatakan jika agama menjadi salah satu pemicu, tentu sejak awal Ternate tidak akan menjalani persekutuan dengan bangsa Potugis. Sebab, bagaimanapun bangsa Portugis memang membawa misi penyebaran agama.
Sementara itu hipotesis lain menyatakan Ternate baru menyadari adanya misi eagamaan Portugis dikemudian hari, kerena agama Islam telah mengakar di kedua kesultanan itu, mungkin saja penyebaran agama katolik menjadi faktor lain yang melatar belakangi perlawanan

2.    Kebijakan VOC dan Pemerintahan Kolonial Belnda
a.    Monopoli Perdagangan Rempah-rempah
Dengan monopoli harga dan jumlah komoditas dagang, seperti rempah-rempah, ditentukan VOC (Belanda). VOC menerapkan kebijakan ekstirpasi  (membakar/memusnahkan rempah2 yg harga jualnya rendah/sudah terlalu banyak) dan pelayaran hongi (suatu sistem keamanan yang digunakan Belanda untuk mengawasi, menjaga, dan mencegah terjadinya pelanggaran atas perdagangan rempah2 di Indonesia). Dampak kebijakan ekstirpasi dan pelayaran hongi  :
u  Runtuhnya wibawa dan martabat raja-raja pribumi karena wilayahnya dikuasai
u  Raja-raja diasingkan akibat menolak kebijakan VOC
u  Kerajaan dipecah belah

b.    Campur Tangan Terhadap Masalah Internal Kerajaan
Campur tangan (intervensi) terhadap masalah internal kerajaan merupakan bagian dari upaya melancarkan monopoli perdagangan. Campur tangan umumnya terjadi ketika terjadi perebutan takhta di dalam istana.
Dalam hal tersebut VOC akan berupaya memperuncing persoalan atau melakukan politik pecah belah dengan memihak salah satu kubu yang bersedia bekerjasama dengan VOC, yaitu :
u  mengakui kebijakan monopoli VOC
u  mengizinkan VOC menguasai sebagain wilayah kerajaan
u  menyerahkan kedaulatan kepada VOC sebagaimana pernah terjadi di Surakarta pada tahun 1749
u  Mendapat dukungan militer dan finansial VOC besar
u  Pengangkatan pejabat-pejabat keratin
u  Penentuan kebijakan ekonomi-politik kerajaan
u  Perebutan takhta kekuasaan

c.    Ekspansi wilayah demi melancarkan kebijakan pintu terbuka
Ekspansi adalah peningkatan aktivitas ekonomi dan pertumbuhan dunia usaha.
Politik Pintu Terbuka ialah pemberlakukan politik kolonial liberal di negara Indonesia. Dalam kebijakan politik pintu terbuka ini, pemerintahan Belanda berpendapat bahwa pemerintah hanya berperan sebagai pengawas dalam bidang ekonomi, sedangkan pihak swasta berperan dalam kegiatan ekonomi di negara Indonesia.
Sejak kebijakan pintu terbuka diberlakukan pada tahun 1870, Belanda gencar melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah kerajaan yang sebelumnya merdeka. Wilayah yang ingin dikuasai Belanda yaitu Tapanuli yang menjadi wilayah kerajaan batak dan Kalimantan bagian selatan yang menjadi wilayah kekuasaan kesultanan Banjar. Termasuk dalam wilayah tapanuli adalah simalungun, tanah karo, angkola, sipirok, dan mandailing. Tujuannya untuk dijadikan lahan bagi perkebunan-perkebunan besar swasta asing serta memudahkan eksploitasi bahan galian mineral.

Gambar 1.2
Perang Aceh

Semakin digencarkan belanda sejak tahun 1870 karena atas penguasaan atas wilayah-wilayah. Ekspansi ini mendapat perlawanan sengit dari kerajaan batak dan kesultanan aceh. Bagi kedua kerajaan ini perang dengan Belanda tidak hanya mempertaruhkan kepentingan ekonomi-politik semata, tetapi juga martabat dan harga diri kerajaan

d.    Arogansi Benda Terhadap Kerajaan Pribumi
Perang terhadap Belanda juga dilancarkan karena arogansi serta kesewenang-wenangan Belanda terhadap bangsawan dan raja-raja pribumi. Belanda kerap memperlakukan para bangsawan dan raja pribumi sebagai bawahan. Adat istiadat, kebiasaan, aturan, serta hak istimewa mereka tidak dihormati oleh Belanda.  Contohnya : perang Diponogoro pada tahun 1825 – 1930 dan perlawanan kerajaan-kerajaan di Bali pada tahun 1846 - 1849



Gambar 1.3
Perang DIponogoro

 

Gambar 1.4
Perlawanan Kerajaan-kerajaan di Bali

e.    Praktik Diskriminasi Terhadap Penduduk Pribumi
Pada Masa Kolonial penduduk Indonesia digolong-golongkan atas dasar ras, dar yang paling tinggi status sosialnya (orang Eropa) sampai yang paling rendah (penduduk pribumi)
u  Golongan Eropa
u  Golongan Indo (keturunan campuran pribumi dan Eropa)
u  Golongan keturunan Timur Asing (Tiongkok, India, dan Arab)
u  Golongan Pribumi (Indonesia) atau inlander : Golonga Bangsawan/Ningrat dan Golongan Rakyat Biasa



Gambar 1.5
Pendidikan Pada Masa Kolonialisme


f.     Penderitaan Rakyat Akibat Sistem Tanam Paksa, Kebijakan Pintu Terbuka, serta Politik Etis
Rakyat Jelata adalah mereka yang paling merasakan dampak negative dari berbagai kebijakan Belnda, seperti monopoli perdagangan, pajak, tanam paksa kebijakan pintu terbuka, dan politik etis.
Kebijakan Tanam Paksa, menjadi penyebab terjadinya kelaparan hebat di Cirebon (Jawa Barat) pada tahun 1843 dan di Jawa Tengah, seperti di daerah Grobongan, antara tahun 1848 – 1850


Gambar 1.6
Tanam Paksa yang dialami oleh Masyarakat IndonesiaHasil gambar untuk perlawanan kerajaan bali,Hasil gambar untuk perlawanan kerajaan bali