1.
Diakronis
Diakronis secara
harfiah berarti melintasi perjalanan waktu. Ilmu sejarah itu diakronis, artinya
topik yang dibahas di dalamnya adalah peristiwa-peristiwa yang melintasi
perjalanan waktu, yaitu dari masa dulu, sekarang dan masa depan. Hal itu karena
peristiwa-peristiwa yang dialami manusia itu tidak statis, tetapi dinamis,
terus berkembang, berubah dan berkesinambungan. Sifat dinamis peristiwa itu
berakar pada kenyataan bahwa manusia sebagai pelaku dan penggerak sejarah juga
pada hakekatnya dinamis. sifat dinamis manusia menentukan sifat dinamis
peristiwa-peristiwa sejarah.
2.
Ideografis
Sejarah itu bersifat
ideografis artinya sejarah selalu menggambarkan, menceritakan dan memaparkan
sesuatu yang bersifat unik. Hal ini karena setiap peristiwa tidak dapat diulang
atau terjadi hanya sekali dan tidak ada peristiwa yang persis sama dengan
peristiwa itu di tempat dan waktu yang berbeda. Itulah juga sebabnya penelitian
sejarah tidak bertujuan menemukan hukum umum atau dalil tertentu tetapi untuk
memahami suatu peristiwa.
Cara Berpikir Diakronik dan Sinkronik Dalam Sejarah
1.
Cara
Berpikir Diakronik
Berpikir diakronik
dalam sejarah artinya berpikir mengenai peristiwa sejarah secara menyeluruh
dalam runtutan waktu yang panjang, tetapi terbatas dalam ruang. Berpikir
diakronis mementingkan proses suatu peristiwa sejarah. Sebagaimana telah kita
ketahui bahwa sejarah merupakan kumpulan peristiwa. Setiap peristiwa yang
terjadi tersebut dibatasi oleh waktu.
Dengan berpikir secara diakronik,
kita akan terbiasa menggunakan konsep kronologi dan periodisasi. Kronologi berasal
dari kata bahasa Yunani khronos yang artinya “waktu” dan logos yang artinya “ilmu”.
Kronologi adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa sejarah sesuai
dengan urutan waktu terjadinya, dari awal hingga akhir. Setiap peristiwa
sejarah akan diurutkan sesuai waktu terjadinya secara runtut dan
berkesinambungan.
Kronologi dalam sejarah
diperlukan agar tidak terjadi anakronisme sejarah yaitu ketidakcocokan dengan
zaman tertentu, contohnya melihat masa lalu dengan menggunakan perspektif atau
sudut pandang masa kini. Contoh kronologi dapat kita lihat dalam detik-detik
peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia berikut.
·
pada
6 Agustus 1945, Kota Hiroshima dibom atom
·
pada
7 Agustus 1945, PPKI dibentuk
·
pada
9 Agustus 1945, kota Nagasaki di bom atom
·
pada
15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada sekutu
·
pada
16 Agustus 1945, peristiwa Rengasdengklok
·
pada
17 Agustus 1945, proklamasi kemerdekaan Indonesia
Periodisasi adalah
pengelompokan peristiwa-peristiwa sejarah ke dalam suatu babak, masa, zaman
atau periode tertentu berdasarkan ciri-ciri atau kriteria tertentu. Misalnya
saja, berdasarkan regional. Dengan demikian, kita harus menentukan terlebih
dahulu dasar pembagian periodisasi tersebut sebelum mulai membuatnya. Contoh
periodisasi dalam pembagian masa, yaitu masa praaksara dan masa aksara yang
dasar pembagiannya adalah mulai dikenalnya tulisan oleh manusia. Selain itu,
pembagian masa Hindu-Budha dan masa Islam dibagi berdasarkan pengaruh
kebudayaan.
Periodisasi merupakan
konsep penting dalam mempelajari sejarah. Hal ini akan mempermudah kita
memahami Setiap peristiwa sejarah yang terjadi. Secara terperinci, tujuan
disusunnya periodisasi sejarah adalah berikut.
1)
Membantu
mempermudah memahami sejarah
2)
Membantu
mengklasifikasikan peristiwa-peristiwa sejarah
3)
Memudahkan
dalam menganalisis perkembangan dan perubahan yang terjadi di setiap periode
4)
Menyederhanakan
rangkaian peristiwa sejarah
Kronik adalah catatan
peristiwa menurut urutan waktu kejadiannya. Kronik berupa catatan perjalanan
yang ditulis oleh para musafir, pendeta dan pujangga pada masa lalu. Mereka
pada umumnya menulis tentang peristiwa, kejadian, hal-hal yang menarik
perhatian dan mengesankan yang mereka temui di suatu tempat dan pada waktu
tertentu.
Kronik tentang Nusantara
banyak ditulis para musafir dan pendeta Tiongkok yang berdatangan untuk
berbagai kepentingan. Kronik tersebut banyak ditulis ketika Tiongkok diperintah
oleh sejumlah dinasti, seperti Dinasti Chou, Qin, Tang dan Ming. Selain itu,
banyak kronik yang ditulis musafir serta pendeta yang datang dari India. Berdasarkan
catatan yang mereka buat kita dapat mengetahui, atau paling tidak memiliki
gambaran tentang kondisi masyarakat Nusantara di suatu tempat pada masa lalu. Namun,
untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang masa lalu, diperlukan banyak
sumber lain yang dapat mendukung kebenaran dari kronik tersebut.
2.
Cara
Berpikir Sinkronik
Sinkronik diartikan
sebagai segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi pada suatu
masa. Perbedaan pendekatan diakronik dan sinkronik dapat terlihat ketika akan
mengamati suatu fenomena revolusi, misalnya revolusi di Indonesia peristiwa
proklamasi kemerdekaan Indonesia 1945. Melalui pendekatan diakronik, revolusi
tersebut dikaji secara kronologis. Pertanyaan yang muncul adalah Kapan dan
bagaimana revolusi itu terjadi? faktor apa saja yang menjadi penyebab
terjadinya revolusi tersebut? Bagaimana kondisi masyarakat sebelum revolusi
terjadi? Bagaimana perkembangan selanjutnya?
Berbeda halnya dengan
menggunakan pendekatan sinkronik. Melalui pendekatan sinkronik, revolusi di
Indonesia bisa saja dikaji dengan membandingkan revolusi-revolusi di tempat
lain, misalnya Revolusi Amerika (1776), Prancis (1789), dan Rusia (1917). Pendekatan
sinkronik akan mencoba mengkaji persamaan-persamaan dari revolusi tersebut
tanpa terlalu memperhatikan waktu dan tempat terjadinya peristiwa. Revolusi
Amerika di latar belakangi konflik kepentingan antara kolonis yang ingin
melepaskan diri dan merdeka, sedangkan Inggris tetap ingin mempertahankan
koloninya. Revolusi Prancis terjadi akibat konflik antara golongan kelas
menengah yang ingin berkuasa. Adapun revolusi Rusia terjadi akibat konflik perebutan
kekuasaan antara kaum Bolshevik yang menganut paham komunis dan mereka yang
nonkomunis. Demikian pula di Indonesia terjadi konflik antara kolonialis
Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia dan bangsa Indonesia yang baru
saja merdeka dan ingin tetap mempertahankan kemerdekaannya.
Permasalahan sejarah,
misalnya dapat menjadi permasalahan ilmu social. sebaliknya ilmu-ilmu sosial
dapat digunakan dalam kajian sejarah, terutama dalam hal berikut.
1)
konsep
dan teori. Konsep dan teori ilmu sosial untuk membantu mengungkap peristiwa
sejarah
2)
permasalahan.
Dalam sejarah, banyak sekali permasalahan ilmu-ilmu sosial yang dapat diangkat
menjadi topik-topik penelitian sejarah
3)
pendekatan.
Pendekatan ilmu sosial digunakan oleh semua tulisan sejarah yang melibatkan
penelitian suatu gejala sejarah dengan jangka yang relatif panjang (aspek
diakronis) dan yang melibatkan penelitian aspek ekonomi, masyarakat, atau
politik (aspek sinkronik)
48 komentar:
AldoMaulbi
Kelas X-ips3
No absen 4
Andika kusuma putra
Kelas X-IPS3
NO absen 5
Chindy Aulia absen 12
Ips2
YunusPandapotanAritonang 35
IPS 1
Done_Shahwa Ainnun Nisa
DONE_IRFANDI
Done_irfandi_X IPS 1
Done_Arum Aprilia
Done_Yunus Pandapotan_X-IPS1_35
Done_YunusPandapotanAritonang_X-IPS1_35
Done_Tsabita Aqilah Alfiani
Done_Indira Aprila Syahputri Xips1_09
Done_ Riz Atul Azizah
Done_Oryza Sativa X.Ips.1
done_mella amelia
Done_Reihan Ferdiansyah X IPS 1
Done_Sari Nurulita Azizah X IPS 1
Done_Maria Angelina Sihombing
Done_jafar ahmad firdaus
Done_izzatul kamila
Done_Rohani Lauren Simbolon
Done_Dian Nurul Husna
Done_Hilwah Tussa'adah
Done_Acha Savitri
No absen: 01
Done_Gea Apriliani
X IPS 2
Done_Gea Apriliani {15}
X IPS 2
Done_Zahira Rahmawati (35)
X IPS 2
Done_hermaliana putri (19)
X IPS 2
Done_Chindy Aulia
IPS 2
done_ajen patria w (02)
done_anindya kayla (07) X IPS 2
done_Muhammad Zaky Maulana (26) X IPS 2
done_Malik fajar
X IPS 2(23)
done_Malik fajar
Xips 2 (23)
done_Muhammad Farid Arsyad(25)
x IPS 2
Done_Albert Fernando Salvador (01)X IPS 1
Done_IRFANDI 10 X IPS 1
Done_Riz Atul Azizah
Done_Syiva Maharani(33) X IPS 1
Done_Muhammad Erik kurniawan(17)X IPS 3
Done_Salsabila Putri Nurlisa (28)X IPS 3
Done_Rafy Ardi Maulana(22) XIps1
Done_Arifin Zuchri_X IPS 2
Sari 10ips1
Alfina DamayantI 10 xips 1
Done_Malik fajar(23)x ips 2
Posting Komentar