Selasa, 16 Februari 2021

Perkembangan Historiografi

 

Sejarah Peminatan

Historiografi berarti karya sejarah dari masa lampau sampai masa sekarang (dikenal dengan nama sejarah kontemporer). Di dalamnya tercakup pula pendekatan yang dipakai para sejarawan yang menulisnya. Dalam perkembangannya historiografi di Indonesia dapat dibedakan ke dalam dua kategori, yakni historiografi kolonial dan historiografi modern. Penulisan sejarah Indonesia sejak zaman kerajaan sampai pasca kolonial umumnya ditandai dua hal:

·           Bersifat politis dan ideologis, kurang ilmiah, serta

·           Menunjukkan unsur kejayaan dan kebesaran dari struktur kekuasaan yang dominan.

Bagaimana persisnya dinamika perkembangan penulisan sejarah Indonesia dari zaman kerajaan sampai sekarang, mari kita ikuti secara seksama pembahasan tentang tahap-tahap perkembangan historiografi Indonesia berikut.

1.     Historiografi Tradisional

Penulisan. sejarah yang bercorak historiografi tradisional di Indonesia sudah dimulai sejak zaman kerajaan-kerajaan Hindu-Budha sampai pada masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia. Menurut Taufik Abdullah, pada fase historiografi tradisional, penulisan sejarah yang dilakukan lebih merupakan ekspresi budaya dan pantulan keprihatinan sosial masyarakat atau kelompok sosial yang menghasilkannya daripada usaha untuk merekam peristiwa masa lalu. Ciri-ciri historiografi tradisional, yaitu sebagai berikut:

·    Istana-sentris karena berpusat pada keinginan dan kepentingan Raja

·  Feodal aristokratis karena berfokus pada kehidupan kaum bangsawan feudal, bukan kehidupan rakyat jelata

·  Subjektivitas tinggi karena penulis hanya mencatat peristiwa penting di kerajaan dan atas permintaan sang raja

·    Tujuannya melegitimasi dan melanggengkan kekuasaan serta kedudukan Raja.

·    Banyak mengandung anakronisme dalam penyusunannya

· Umumnya, penulisannya tidak disusun secara ilmiah, serta banyak data yang bercampur baur antara unsur mitos dan realitas. Berbagai mitos dan legenda diarahkan untuk mengukuhkan kepercayaan bahwa Raja tidak sama dengan orang biasa.

·  Sumber-sumber datanya sulit untuk ditelusuri, bahkan terkadang mustahil dibuktikan. Dengan kata lain, fakta sejarahnya sulit dibuktikan.

·  Regio-sentris, artinya banyak dipengaruhi oleh faktor kebudayaan masyarakat tempat naskah tersebut ditulis.

 

Jenis karya yang dapat dikategorikan dalam historiografi tradisional adalah prasasti (pada masa hindu-budha), babad dan hikayat. Prasasti dimasukkan bagian dari tulisan sejarah tradisional karena prasastilah yang menjadi sumber utama untuk mengetahui tentang kerajaan hindu-budha masa awal. Adapun hikayat dan babad pada dasarnya sama, hanya berbeda dalam penyebutannya. Hikayat lebih dikenal di Melayu, sedangkan babad dikenal di Mataram (Jawa).

Hikayat merupakan kesusastraan Melayu yang keseluruhan ceritanya didominasi oleh karya-karya yang bernapaskan ajaran-ajaran Islam. Hikayat memiliki dua bentuk penulisan, yaitu syair dan pantun. Sementara itu, babad merupakan kronik-kronik yang panjang dan terperinci yang ditulis dalam sajak yang sangat panjang dan terperinci yang ditemukan dalam bahasa Jawa baru dan tidak ditemukan dalam bahasa Jawa kuno. Babad banyak menceritakan tentang sejarah kerajaan-kerajaan, pahlawan-pahlawan, atau kejadian-kejadian tertentu. Walaupun merupakan karya sastra babad memiliki kedudukan yang penting dalam penulisan sejarah karena memuat tentang peristiwa-peristiwa.

Contoh Babad

Selain itu, ada serat, yaitu jenis kesusastraan Jawa yang merupakan saluran- saluran dari bahasa Jawa kuno yang dialihbahasakan ke dalam bahasa Jawa modern. Contohnya, serat Rama serta Bratayudha dan serat Arjuna sastrabahu.

 

2.     Historiografi Kolonial

Historiografi kolonial adalah karya-karya sejarah (tulisan sejarah) yang dengan ciri khas Eropa-sentris. Karya-karya sejarah ini umumnya ditulis pada saat pemerintahan colonial, yaitu sejak zaman VOC sampai ketika pemerintahan Hindia Belanda berakhir dan takluk kepada Jepang (1942). Fokus utama historiografi kolonial adalah kehidupan warga Belanda di Indonesia di Hindia Belanda. Contohnya, aktivitas-aktivitas warga Belanda, pemerintahan colonial, pegawai kompeni, dan kegiatan para gubernur jenderal dalam menjalankan tugasnya di Hindia Belanda. Kondisi rakyat Indonesia yang terjajah tidak mendapat perhatian. Karya yang bercorak historiografi kolonial diantaranya Opkomst van het Nederlandsch Gezag in Oost-Indie karya J. K. J.  de Jonge dan Geschiedenis der Nederlanders op Java 1600-1800 karya M. L. van Deventer.

 

3.     Historiografi Modern

Historiografi Modern

Sebagaimana dikemukakan oleh sejarawan Sartono kartodirdjo, visi dasar historiografi nasional adalah menempatkan rakyat Indonesia sebagai pemeran serta pelaku utama dari sejarahnya sendiri (history from Within). Artinya, sejarah Indonesia ditulis berdasarkan pengalaman serta sudut pandang orang Indonesia sendiri, bukan berdasarkan pengalaman serta sudut pandang bangsa penjajah. Pengalaman serta sudut pandang bangsa penjajah pada dasarnya bukanlah sejarah Indonesia, melainkan sejarah bangsa penjajah (Belanda) di Indonesia.

Historiografi Indonesia kemudian diramaikan oleh penulis sejarah Indonesia yang tidak mengabadikan unsur kritis rasa nasionalisme. Karena sifatnya yang menggunakan kaidah-kaidah ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, historiografi jenis ini disebut historiografi modern. Sebenarnya, karya historiografi yang bersifat Indonesia-sentris dan ditulis oleh bangsa Indonesia telah ada sebelum kemerdekaan. Karya tersebut berupa disertasi yang berjudul Critische Beschouwing van de Sadjarah Banten (tinjauan kritis tentang sejarah Banten) karya Dr. Husein Djajadiningrat (1886-1960). Djajadiningrat dianggap sebagai pelopor historiografi modern atau kritis karena dalam karya ini, ia menggali fakta sejarah secara objektif, lepas dari kepentingan nilai, dan ideology, ataupun seleranya sendiri.

Historiografi modern atau kritis menuntut ketetapan metodologi dalam usaha untuk mendapatkan fakta sejarah secermat mungkin, mengadakan rekonstruksi sebaik mungkin, serta menerangkannya setepat mungkin sesuai kaidah-kaidah ilmiah. Selain itu, historiografi ini juga memunculkan suatu terobosan baru, yaitu munculnya peranan-peranan rakyat kecil (wong cilik) sebagai pelaku sejarah. Penulisan sejarah selama ini boleh dikatakan didominasi oleh para tokoh-tokoh besar, seperti para pahlawan kemerdekaan atau tokoh politik yang berpengaruh.

Historiografi Modern

Sumber : Hapsari, Ratna dan Adil, M.2017. Sejarah Peminatan Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar