Faktor-faktor Penyebab Permasalahan Social
Masalah
sosial adalah kondisi ketidaksesuaian unsur-unsur kebudayaan dalam suatu
masyarakat. Akibatnya, ketidaksesuaian ini akan membahayakan masyarakat dan
menimbulkan kepincangan ikatan sosial dalam masyarakat. Masalah sosial timbul
dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial yang
bersumber pada faktor faktor ekonomis, biologis, psikologis dan social-budaya.
1.
Faktor
ekonomi yang menjadi penyebab permasalahan sosial adalah kemiskinan. Dalam hal
ini kemiskinan dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu kemiskinan kultural dan
kemiskinan structural. Kemiskinan kultural disebabkan oleh faktor rasa malas
boros dan tidak disiplin. Adapun kemiskinan struktural disebabkan oleh
faktor-faktor perbuatan manusia, seperti
kebijakan ekonomi yang tidak adil, distribusi aset produksi yang tidak merata
dan adanya korupsi.
2. Faktor
biologis yang didalamnya terdapat persoalan yang harus dipecahkan seperti
masalah endemis atau penyakit menular sebagaimana terjadi dewasa ini, yaitu
seperti kasus flu burung, dan HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang
beberapa daerah.
3.
Faktor
psikologis, seperti depresi, stres, gangguan jiwa, gila, tekanan batin,
penyakit saraf (neurosis), bunuh diri dan sebagainya.
4. Faktor
sosial dan kebudayaan, seperti perceraian, masalah kriminalitas, pelecehan
seksual, kenakalan remaja, konflik rasial dan keagamaan, krisis moneter, dan
lain sebagainya.
Faktor-faktor
tersebut dapat mengakibatkan banyaknya persoalan di masyarakat. Hal ini karena
faktor ketidakpuasan sebagai akibat tidak terpenuhinya tujuan kehidupan suatu
kelompok atau kebutuhan kehidupan kelompok. Dalam menentukan suatu permasalahan
sosial sosiologi menggunakan beberapa ukuran yaitu sebagai berikut.
1.
Terlihatnya
perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dengan kenyataan di masyarakat.
2.
Asal
muasal atau sumber permasalahan yang terjadi.
3.
Akibat
yang ditimbulkan dari suatu kejadian atau peristiwa
4.
Adanya
orang atau masyarakat yang menentukan
5.
Perhatian
masyarakat terhadap suatu kejadian
6.
Dapat
diperbaikinya suatu masalah social
Dengan
demikian, kehidupan masyarakat tidak dapat dipisahkan dari permasalahan sosial
karena terwujudnya masalah sosial berasal dari hubungan antarmanusia dan
kebudayaan manusia itu sendiri.
PARTIKULARISME KELOMPOK DAN DILEMA PEMBENTUKAN KEPENTINGAN PUBLIC
Partikularisme dan Universalisme
Menurut
parsons, dalam sebuah situasi, seseorang menilai dan melakukan tindakan
berdasarkan kriteria umum (universalisme) atau berdasarkan kedekatan dengan
subjek (partikularisme). Bagi orang yang melakukan tindakan berdasarkan
kriteria umum (universalisme), setiap orang harus diberlakukan sama sesuai
aturan yang berlaku. Adapun bagi orang yang melakukan tindakan berdasarkan
kriteria partikularisme, kepentingan pribadi atau kelompok sendiri lebih
penting dibandingkan aturan yang berlaku. Dengan kata lain, berdasarkan
kriteria partikularisme, kepentingan pribadi, atau kelompok dapat lebih penting
dibandingkan kepentingan umum atau kepentingan publik.
Partikularisme
dan universalisme dapat terlihat pula dalam definisi yang tertera di Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia menuliskan definisi partikularisme
sebagai sisten yang mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan umum,
aliran politik, ekonomi kebudayaan yang mementingkan daerah atau kelompok
khusus. Adapun universalisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah aliran
yang meliputi segala-galanya, penerapan nilai dan norma secara umum.
Partikularisme dan Kepentingan Publik
Mengenai
pengertian public, menurut Soerjono Soekanto public adalah suatu kelompok yang
tidak menjadi satu kesatuan. Sifat public yang bukan suatu kesatuan, menjadikan
public memiliki karakter yang beragam, diantaranya sebagai berikut.
1.
Kelompok
yang pasif, yaitu kelompok yang memiliki minat terhadap sesuatu, tetapi belum
menentukan pendiriannya terhadap sesuatu persoalan. Kelompok ini secara
kuantitas lebih besar daripada kelompok lain
2. Kelompok
vested interest, yaitu kelompok yang terdiri dari kumpulan
orang yang telah memiliki kedudukan tertentu dalam masyarakat dan biasanya
bersikap mendukung kebijakan penguasa untuk mempertahankan statusnya
3.
Kelompok
new comer, yaitu kelompok yang
terdiri dari golongan menengah yang rata-rata ingin memperjuangkan
kepentingannya dan berusaha merebut kedudukan yang lebih tinggi di masyarakat.
1.
Kemiskinan
sebagai masalah sosial
2.
Kriminalitas
sebagai masalah sosial
3.
Kesenjangan
sosial ekonomi sebagai masalah sosial
4.
Ketidakadilan
sebagai masalah social
DAMPAK PERMASALAHAN SOSIALTERHADAP KEHIDUPAN
PUBLIC
Kemiskinan,
kriminalitas, kesenjangan social-ekonomi dan ketidakadilan merupakan beberapa
masalah sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Permasalahan ini
berdampak pada kehidupan kita sebagai suatu bangsa yang sedang melakukan
pembangunan untuk mencapai cita-cita bersam.
1.
Ketidakadilan
sebagai masalah sosial karena mengandung unsur kesewenang-wenangan, yaitu pada
umumnya menyangkut masalah pembagian sesuatu terhadap hak seseorang atau
kelompok. Dampak ketidakadilan akan memunculkan kesenjangan social-ekonomi pada
masyarakat.
2. Kesenjangan
sosial ekonomi adalah akibat pendekatan pembangunan yang tidak berkeadilan. Hal
ini akan berakibat pada rasa tidak puas dan kecewa sebagai masyarakat yang
mengalaminya. Selain itu, akan berujung pada meningkatnya angka kemiskinan dan
kriminalitas
3.
Kemiskinan
sebagai masalah sosial akibat dari kesenjangan social-ekonomi. Kemiskinan yang
dihadapi suatu bangsa akan berdampak sangat luas bagi kehidupan manusia. Dampak
dari kemiskinan antara lain meningkatnya angka putus sekolah dan menurunnya
tingkat kesehatan masyarakat.
4. Kriminalitas
atau kejahatan sebagai salah satu bentuk penyimpangan. Hal ini karena pelaku
kriminal melanggar hukum pidana yang mengatur kehidupan mereka. Kriminalitas
ini mengakibatkan rusaknya tatanan kehidupan masyarakat karena ada pihak-pihak
yang dirugikan, mengganggu stabilitas nasional dan mengganggu keamanan. Selain
itu, kejahatan berat seperti korupsi, terorisme dan narkoba, dapat merusak
serta menghancurkan eksistensi bangsa dan negara.
PEMECAHAN MASALAH
SOSIAL UNTUK MENCAPAI KEHIDUPAN
PUBLIK YANG LEBIH BAIK
Menurut
Soerjono Soekanto, metode-metode atau cara-cara yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah sosial adalah dengan metode preventif dan represif. Metode
preventif menurut Soekanto, sulit dilakukan karena harus mengetahui penyebab
terjadinya permasalahan terlebih dahulu sehingga harus dilakukan penelitian
mendalam. Metode pemecahan masalah yang sering digunakan menurut Soekanto
adalah metode Represif, yaitu tindakan yang dilakukan setelah masalah tersebut
terjadi.
Selain
itu, upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah sosial adalah dengan
mengeluarkan berbagai kebijakan. Kebijakan adalah serangkaian tindakan yang
mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku
atau sekelompok pelaku guna memecahkan masalah. Agar kebijakan ini dapat
bermanfaat bagi kehidupan public, dibuatlah suatu kebijakan public. Kebijakan
publik adalah kebijakan yang dibuat oleh administrator negara atau public.
Menurut Laswell dan Kaplan, kebijakan publik adalah suatu program pencapaian
tujuan, nilai-nilai dalam praktik-praktik tertentu. Adapun menurut woll,
kebijakan publik adalah sejumlah aktivitas pemerintah untuk memecahkan masalah
di masyarakat, baik secara langsung maupun melalui berbagai lembaga yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Berbagai
kebijakan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengatasi
masalah sosial antara lain Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Keluarga Sehat
(KKS), Kartu Indonesia Sejahtera (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Kebijakan-kebijakan
tersebut dikeluarkan guna memecahkan masalah sosial kemiskinan dan kesenjangan
sosial ekonomi masyarakat. Adapun untuk memecahkan masalah sosial kriminalitas
pemerintah mengeluarkan undang-undang hukum pidana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar