Selasa, 27 April 2021

Peradaban Mesopotamia (5000-330SM)

PERADABAN-PERADABAN AWAL DUNIA

PETA KONSEP


A.     PENGERTIAN PERADABAN

Apakah kalian pernah mendengar istilah peradaban? Jika ya, berarti kalian pasti tahu apa arti kata peradaban.  Tetapi jika belum pernah mendengarnya, marilah kita simak penjelasan singkat berikut ini.

Peradaban berasal dari kata Latin, yaitu civitas yang berarti “kota”.  Sedangkan dalam Bahasa Inggris dikenal dengan civitalization.  Peradaban berarti adanya suatu kelompok masyarakat yang BERSATU membentuk suatu kelompok MASYARAKAT yang lebih besar.  Akan lebih mudah jika kita mengingat bahwa peradaban terdiri dari 2 kata yaitu BERSATU membentuk MASYARAKAT.

Pada umumnya, peradaban berkembang di di lembah tepian sungai. Hal itu menandakan bahwa sungai sebagai sumber kehidupan yang penting bagi kehidupan masyarakat.

 

B.      PERADABAN MESOPOTAMIA (5000-330SM)

(Mesos yang artinya tengah/diantara, Potamos yang artinya sungai) sehingga secara harfiah dapat kita artikan bahwa peradaban Mesopotamia berkembang diantara sungai-sungai.  Peradaban Mesopotamia berkembang di daerah subur antara 2 sungai besar Eurafat dan Tigris.

Peradaban ini merupakan peradaban tertua di dunia yang dihuni oleh bangsa Sumeria, Akkadia, Guti, Elam, Amori, Asyur (Asiria), Khaldea, Persia, dan Makedonia(Yunani)

Gambar 1. Peta peradaban Mesopotamia

a.      Bangsa Sumeria (5300-2300SM)

Bangsa Sumeria merupakan bangsa yang merintis peradaban Mesopotamia dan merupakan penduduk asli daerah Mesopotamia. Tiga periode bangsa Sumeria yaitu Ubaid(pra dinasti sekitar 5300SM), Uruk (4000-3100SM) dan Jemder(3100-2900SM).

Pada periode Ubaid, bangsa sumeria tinggal dalam pemukiman besar dan membangun jaringan kanal untuk kegiatan pertanian, membuat rumah dari bata lumpur, menyamak kulit, dan membuat sabit.  Periode berikutnya yakni periode Uruk, muncul negara-negara kota dan organisasi pemerintahan. Berikut hasil kebudayaan pada masing-masing periode:



 

b.      Bangsa Akkadia (2330-2215SM)

Tahun 2200SM dibawah pimpinan Raja Sargon Agung bangsa Akkadia berhasil menguasai Sumeria. Raja Sargon kemudian memperluas wilayah kekuasaannya sampai wilayah Mesopotamia selatan dan utara. Pada masa ini dikenal sebagai masa Sumero-Akkadia (karena terdaji akulturasi budaya antara Sumeria dan Akkadia).

Setelah masa kekuasaan Raja Sargon berakhir, ia digantikan beberapa orang. Antara lain putranya yang bernama Rimush, saudaranya Manishtusu, dan putera dari Manishtusu yaitu Naram-Sin.  Selama 33 tahun kepemimpinan Naram-Sin, bangsa Akkadia berada pada masa kejayaan, karena ia mampu memperluas wilayah kekuasaan hingga Teluk Persia dan Mesir, serta meningkatkan perdagangan.

Naram-Shin digantikan puteranya, Shar-Kali-Sharri tahun 2223-2198SM. Shar-Kali tidak mampu menciptakan kestabilan dan terjadi banyak pemberontakan dari bangsa lain.  Akhirnya, bangsa Akkadia dikalahkan oleh bangsa Guti dan menjadi penanda berakhirnya kekuasaan bangsa Akkadia di Mesopotamia.

c.       Bangsa Guti, Ur dan Elam (2115-2050SM)

Kekuasaan bangsa Guti hanya berlangsung selama setengah abad.  Bangsa Guti ditaklukkan  oleh kerajaan Ur dibawah kepemimpinan Raja Ur-Nammu. Pada masa ini Raja Ur-Nammu membangun beberapa Zigurat Agung ur, menghidupkan Kembali penggunaan Bahasa dan identitas sumeria yang nyaris punah, serta membuat undang-undang Ur-Nammu.  Undang-undang ini dianggap maju pada zamannya karena terdapat denda atau ganti rugi untuk kerusakan.  Tidak lama kemudian, bangsa Elam dari Persia mampu menaklukan penguasa Ur dan menjadikan Larsa sebagai pusat pemerintahan.

d.      Bangsa Babilonia-Amori (1900-1500SM)

Peradaban bangsa Amori dimulai sekitar tahun 1894 SM, Ketika seorang suku bangsanya mengembangkan kota Babilon, atau Babel di kota Mesopotamia.  Dibawah pimpinan Raja Hammurabbi bangsa Babilonia mampu menaklukkan kerajaan-kerajaan lain, ia menetapkan pajak dan memberlakukan pemerintahan terpusat.  Raja Hammurabbi menciptakan hukum tertulis (CODEX HAMMURABBI) - undang-undang Hammurabi (Babilonia) menganut asas lex talionis (mata diganti dengan mata, nyawa dibalas nyawa). 

e.      Bangsa Asyur(1235-698SM)

Bangsa Asyur telah berkembang saat dinasti awal Sumeria terbentuk. Raja-raja Asyur lebih memilih mengembangkan kota disebelah utara Mesopotamia.  Mereka membuat bangunan megah dan irigasi yang maju.  Penguasa terakhir Asyur adalah Raja Assurbanipal.  Ia merupakan raja terpelajar yang membangun sebuah perpustakaan besar di ibukota Niniwe.  Berbagai catatan kuno Sumeria dan Akadia dilestarikan dalam lembaran-lembaran tanah liat, Bersama dengan sejumlah catatan mengenai kesusastraan, astronomi, dan sejarah pada masa kuno.

f.      Bangsa Khaldea (605-539SM)

Dibawah bangsa Khaldea, Kerajaan Babilonia ditegakkan Kembali dengan nama Babilonia baru.  Pada masa kekuasaan Nebukadnezar II, Babilonia mencapai puncak kejayaan dengan menguasai seluruh wilayah Mesopotamia termasuk bagian utara yang menjadi wilayah kekuasaan bangsa Asyur.  Raja Nebukadnezer II merupakan raja yang terkenal pada masa itu, karena ia mampu menaklukkan Yudea dan Yerussalaem, serta membuang orang Yaudi ke pengasingan.  Kemajuan arsitektur dengan dibangunnya sebuah taman gantung diatas bukit.

g.      Bangsa Persia dan Yunani

Dimulai saat pemerintah dipimpin oleh Raja Cyrus Agung yang membangun Kekaisaran Persia dengan membagi wilayahnya kedalam beberapa provinsi.  Kekuasaan Persia atas Babilonia baru runtuh ketika dibawah kepemimpinan Raja Darius III. Persia mengalami kekalahan dari Raja Alexander Agung dari Yunani.  Mesopotamia kemudian berada dalam kekuasaan bangsa Yunani dibawah pimpinan Raja Alexander Agung.  Ia membangun kota baru bernama Seleukia, mengadopsi budaya dan kebiasaan Persia.  Salah satu kebijakan terkenal Raja Alexander adalah helenisasi, yaitu penyebaran dan penanaman kebudayaan Yunani dalam segi Bahasa, seni, arsitektur, gaya hidup dan pendangan hidup Yunani.

Pada Juni 323SM, Raja Alexander meninggal di Istana Nebukadnezar II di Babilonia. Kerajaannya terpecah menjadi 4 bagian yaitu Dinasti Ptolemeus di Mesir, Seleukia di Persia, Pergamon di Asia Kecil dan Makedonia di Yunani.

 

KEHIDUPAN SOSIAL DAN SISTEM KEPERCAYAAN PERADABAN MESOPOTAMIA

Struktur social masyarakat Mesopotamia terbagi kedalam beberapa lapisan yaitu,

-          Imam-Raja dan bawahannya serta para bangsawan

Golongan teratas yang yang bertanggung jawab terhadap pembangunan oraganisasi pemerintah.  Imam-Raja tinggal di kuil yang berfungsi sebagai tempat ibadah sekaligus pusat kekuasaan politik. Model Imam-Raja ini kemudian digantikan oleh pemerintahan monarki pada periode Bangsa Akkadia.

-          Pedagang dan pengrajin

Golongan kelas menengah yang kuat dan relatif mandiri dalam kegiatan perdagangan.

 

-          Petani, peternak, nelayan dan pemburu

Tinggal dipinggiran kota, bertanggungjawab atas ketersediaan pasokan pangan bagi negara-kota.

-          Budak

Golongan paling dasar yang merupakan bekas tawanan perang.

Sejak awal hingga runtuhnya kerajaan-kerajaan yang membentuk peradaban Mesopotamia, agama memainkan peran yang sangat penting.  Berikut adalah sistem kepercayaan dan agama yang berkembang pada masa Mesopotamia:

-          Totemisme (kepercayaan terhadap objek, binatang atau tumbuhan)

-          Antropomorfisme (sistem menghubungkan karekteristik manusia dengan makhluk non manusia)

-          Politeisme (penyembahan terhadap dewa)

-          Kepercayaan adanya negara agama

-          Kepercayaan terhadap kehidupan setelah kematian

Setiap negara dan kota memiliki dewa pelindungnya sendiri, berikut dewa-dewa yang diagungkan pada masa Mesopotamia:

-          Sin (atau Nanna) dewa bulan, pelindung Negara-Kota Ur

-          Enlil dewa angin, pelindung Negara-Kota Nippur

-          Anu dewa langit, pelindung Negara-Kota uruk

-          Ninurta dewa petir dan badai, pelindung Negara-Kota Lagash

-          Utu dewa matahari dan keadilan, pelindung Negara-Kota Larsa

-          Marduk dewa badai,menjadi dewa utama Negara-Kota Babilonia

-          Ashur, dewa utama kota Asyur.