Pengertian
dan jenis-jenis sumber sejarah
A. Pengertian sumber sejarah
Sumber sejarah adalah rekam jejak tentang
aktivitas manusia di masa lalu yang berisi fakta dan dapat menjadi informasi
yang mendukung fakta untuk memperoleh kebenaran sejarah.
B. Jenis-jenis sumber sejarah
a) Sumber sejarah berdasarkan sifatnya
· Sumber
primer adalah sumber yang ditulis atau dikisahkan oleh orang yang menyaksikan
mendengar atau mengalami langsung peristiwa tersebut
· Sumber
sekunder adalah sumber yang didapat dari orang yang mendengar peristiwa
tersebut dari orang lain. Contohnya buku dan majalah.
b) Sumber sejarah berdasarkan bentuknya
· Sumber
tulisan adalah sumber berbentuk tulisan yang didalamnya terdapat informasi
sejarah, diantaranya prasasti, naskah, buku, arsip dan koran
· Sumber
lisan adalah keterangan-keterangan yang diperoleh dari pelaku dan saksi
sejarah. sumber lisan dibagi dua yaitu :
- Sejarah
lisan adalah keterangan langsung dari para pelaku atau saksi dari peristiwa
sejarah dan sangat erat kaitannya dengan wawancara dan alat perekam suara.
- Tradisi
lisan, tradisi bercerita mengenai masa lalu yang berkembang di masyarakat. Misalnya,
tradisi dan legenda
- Sumber
benda adalah sumber berbentuk artefak atau hasil-hasil budaya yang ditemukan di
suatu tempat. contohnya alat-alat penunjang kegiatan manusia, foto dan
bangunan-bangunan bersejarah.
-
1) Sumber tulisan (tekstual)
Sumber tulisan adalah sumber berbentuk tulisan yang didalamnya terdapat informasi sejarah, antara lain prasasti, naskah, buku, arsip dan koran.
Surat kabar yang terbit di masa yang sama dengan peristiwa sejarah yang akan ditulis dapat dikategorikan sebagai sumber tulisan karena dalam sebuah surat kabar biasanya memuat tentang kejadian-kejadian penting di hari-hari tertentu.
Surat-surat pribadi dapat pula menjadi sumber sejarah. Contohnya, surat-surat Kartini yang ditujukan kepada sahabatnya di negeri Belanda yang dapat memberikan kepada kita gambaran tentang kondisi perempuan dan kondisi sosial masyarakat Jawa pada saat itu. Selain itu, surat-surat tersebut juga banyak berisi mengenai opini dari seorang perempuan ningrat Jawa yang berpikiran lebih maju dari perempuan-perempuan lain sezamannya.
·
Prasasti
Prasasti merupakan maklumat yang di pahatkan
pada lempeng batu, logam, daun tal atau Lontar, dan kayu yang dirumuskan
menurut kaidah-kaidah tertentu. Prasasti pertama yang ditemukan di Indonesia
berupa 7 buah Yupa di Kutai, Kalimantan Timur. Prasasti-prasasti yang ditemukan
di Indonesia ditulis dalam berbagai bahasa seperti bahasa Sansekerta, Melayu
kuno, Jawa kuno, Arab dan Tamil. Beragamnya bahasa yang digunakan menunjukkan
bahwa Nusantara telah lama melakukan hubungan dengan banyak negara lain,
umumnya melalui kegiatan perdagangan. Tidak semua penulisan prasasti dibuat di
atas batu, ada juga yang ditulis di media lain, misalnya perunggu, tembaga,
emas dan kain. Penulisan prasasti banyak dilakukan ketika masyarakat mulai mengenal
tulisan. Salah satu tujuan dibuatnya Prasasti adalah untuk menetapkan Sima, yaitu Prasasti yang ditulis
sebagai catatan tentang perpindahan hak, aturan pengumpulan pajak, atau
pemberian jasa bagi tokoh atau lembaga agama di daerah bersangkutan. Isi prasasti
Biasanya mengenai penulisan tanggal, tahun, nama pejabat yang terlibat, tempat
dan alasan mengenai penetapan Sima. Hampir
semua prasasti yang ditemukan di wilayah nusantara ditulis dengan menggunakan
bahasa Sansekerta yang umumnya ditulis dalam bentuk puisi.
·
Biografi atau
Autobiografi
Biografi maupun autobiografi umumnya berisi
tentang kisah seseorang. Sebuah biografi tidak hanya berisi catatan tanggal
lahir dan wafat seseorang, pekerjaan dan perjalanan karir, tetapi juga
bercerita tentang perasaan dari pemilik biografi dan pengalamannya dalam suatu
peristiwa atau kejadian tertentu dalam hidupnya. Biografi atau autobiografi
dapat digunakan sebagai sumber sejarah karena dapat menggambarkan tentang
keadaan masyarakat saat itu dengan bermacam dimensi sosialnya. Penulisan
biografi Indonesia sangat berbeda dengan penulisan biografi di negara-negara barat.
Buku-buku biografi yang terbit di Indonesia umumnya berorientasi pada tindakan (action-oriented).
Contohnya, konsisten mengikuti urutan kronologis seperti diawali dengan cerita masa
kecil sang tokoh, kemudian tindakan-tindakan yang dilakukan sebagai individu
dengan berpikir dan bertindak dalam mencapai sebuah tujuan normatif yang digariskan
oleh cita-cita bangsanya. Di Indonesia contoh biografi yang paling populer
adalah biografi tentang pahlawan nasional, kemudian biografi tentang tokoh
agama dari abad XX, dan yang terakhir adalah biografi para politisi sipil yang
berada di luar jalur militer. Biografi pahlawan nasional mengemukakan peranan
ideologi sebagai dasar perjuangan mereka dalam mencapai tujuan mulia. Contohnya,
Mohammad Hatta menjadi lambang dari tokoh demokrasi konstitusional, Sudirman
menjadi lambang keberanian militer di masa awal kemerdekaan, dan Kartini
melambangkan perjuangan kesetaraan perempuan.
2) Sumber Lisan
Sumber tulisan dianggap jauh lebih dapat
dipercaya dari pada sumber lisan. Namun, sumber tulisan masih memerlukan
analisis kritis. terlebih jika dokumen tulisan tersebut terkait dengan
perjalanan sejarah tertentu yang bernuansa politik. Akan tetapi, pada masa
sekarang sumber lisan telah banyak diterima oleh peneliti sejarah karena dapat
mengisi celah atau kekosongan informasi pada sumber tulisan. Kelebihan
penggunaan sumber lisan sebagai sumber sejarah adalah keterangan yang diperoleh
bersifat demokratis dan berlangsung dua arah. Ketika ada hal yang kurang jelas,
kita dapat langsung menanyakan pada narasumbernya. Kelemahan sumber lisan
terkait kemampuan seseorang untuk mengingat suatu peristiwa. Semakin jauh dari
peristiwanya, ingatan seseorang pun akan semakin pudar. Selain itu, unsur
subjektivitas dalam sejarah lisan cukup tinggi. Kemauan untuk mengungkap
peristiwa yang sebenarnya sangat bergantung pada narasumber tersebut. Itulah
sebabnya hasil wawancara sejarah lisan harus tetap kita bandingkan dengan
sumber lainnya.
3) Visual
Ketika sumber tulisan dirasakan masih kurang
mencukupi dijadikan sebagai fakta untuk mengungkap peristiwa masa lalu, maka
dalam perspektif baru penulisan sejarah, para sejarawan mulai mencari
sumber-sumber sejarah baru, seperti gambar-gambar visual dalam bentuk foto.
Sumber visual sebagian besar diperoleh melalui foto-foto masa lalu. Arsip visual sangat berguna untuk mendukung sumber tulisan karena arsip visual memberikan fakta dalam gambar atas kejadian atau peristiwa yang sesungguhnya.
4) Audiovisual
Penggunaan arsip audio visual sumber sejarah
memang belum banyak dimanfaatkan. Pada masa lampau audio yang sering kita
dengar adalah ketika Soekarno membacakan naskah Proklamasi, tetapi rekaman
tersebut ternyata tidak disertai dengan Visual gambar yang bergerak. Arsip
audiovisual yang tersimpan di Gedung Arsip Nasional Sebenarnya cukup banyak
merekam jejak masa lalu yang beragama, hanya saja Sebagai sebagian besar
merupakan rekaman jejak dari pemerintahan kolonial dan juga pada masa
pendudukan Jepang.
5) Tradisi Lisan
Pada 1961, Jan Vansina, sejarawan dan
antropolog Belgia, dalam karyanya yang berjudul De La Tradition Orale: Essai de Methode Historique, memosisikan
tradisi lisan sebagai sumber sejarah yang menghadirkan fakta-fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan (Kredibel). Pemikiran ini dilandasi bahwa apa yang telah
disampaikan atau diwariskan secara turun-menurun dan menjadi memori kolektif
pada masyarakat pendukungnya akan membentuk tradisi lisan. Hal ini karena
tradisi lisan merupakan rangkuman perjalanan sejarah masyarakat dari waktu ke
waktu tanpa terkait oleh ada atau tidaknya dokumen tertulis.
Menurut Jan Vansina, tradisi lisan memiliki
fungsi dan dapat menunjukkan ciri dari komunitas masyarakatnya. Artinya, setiap
tradisi lisan mempunyai perbedaan antar masyarakat.
Folklor adalah bagian dari kebudayaan suatu
masyarakat yang tersebar dan bersifat tradisional yang diwariskan secara lisan
dan turun-temurun. Setiap masyarakat atau kebudayaan di nusantara memiliki folklornya
sendiri dan diwariskan dari generasi ke generasi. Bahkan, kita kenal sangat
kaya dengan folklore. Ciri-ciri folklor adalah sebagai berikut.
· Penyebaran dan peristiwanya
dilakukan secara lisan
· Bersifat tradisional,
artinya terikat dalam bentuk dan aturan yang baku
· Bersifat anonim,
artinya nama penciptanya tidak diketahui
· Memiliki gaya bahasa
yang suka melebih-lebihkan (hiperbola), serta sering menggunakan kata-kata klise,
misalnya jika ingin menggambarkan kecantikan seseorang akan dikatakan “Wajahnya
bersinar seperti bulan purnama”
· Menggunakan kalimat
pembuka dengan kata-kata, “menurut empunya cerita” atau “menurut sahibulhikayat”, dan menutupnya
dengan “… demikianlah mereka hidup berbahagia selamanya …”
· Memiliki fungsi penting
dalam kehidupan bersama dalam suatu masyarakat: selain sebagai hiburan pendidikan nilai, juga
untuk menyampaikan protes sosial dan bahkan untuk mengungkapkan keinginan yang
terpendam
· Merupakan milik bersama
masyarakat pendukungnya
Sejauh mana kemudian tradisi lisan dapat
menjadi sumber sejarah atau bahkan menjadi sejarah itu sendiri sangat
bergantung pada kemampuan peneliti dalam melakukan konstruksi sejarah dengan
dukungan data yang dapat dipertanggungjawabkan. Ada beberapa hal yang dapat
kita peroleh dari tradisi lisan, antara lain sebagai berikut.
· Tradisi lisan dapat
mencerminkan keadaan suatu masyarakat dalam konteks tradisi dan mengenali
struktur masyarakat pendukungnya
· Tradisi lisan dapat
mengekspresikan keseluruhan atau sebagian kebudayaan yang menjadi milik
masyarakat pendukungnya secara kolektif
· Tradisi lisan hidup
dalam ingatan setiap individu dalam komunitas tertentu sehingga merupakan kumpulan
informasi yang diingat. Contohnya, setiap masyarakat umumnya memiliki gagasan
sendiri tentang waktu. Karena Kalender belum mereka miliki, penentuan waktu
selalu menggunakan kata sebelum dan sesudah atau yang berhubungan dengan
peristiwa alam. Oleh karena itu, masih diperlukan interpretasi dan verifikasi
peneliti agar pemanfaatan sumber menjadi lebih akurat.
Berikut ini uraian beberapa tradisi lisan yang
dapat menjadi sumber sejarah.
a. Mitos
Mitos (dari kata bahasa Yunani mythos; Inggris mythology) adalah cerita prosa rakyat yang tokohnya para dewa atau makhluk setengah Dewa yang terjadi di dunia lain pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau oleh penganutnya. Mitos umumnya bercerita tentang terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi petualangan para dewa dan kisah percintaan mereka, dan sebagainya. Hampir setiap suku bangsa di Indonesia memiliki mitos, umumnya mitos yang terkait dengan asal usul masyarakat tersebut.
b. Legenda
Mirip dengan mitos, legenda adalah prosa rakyat
yang dianggap oleh yang empunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi.
bedanya dengan mitos, tokoh dalam legenda lebih bersifat duniawi. Terdapat
beberapa ciri legenda, diantaranya sebagai berikut.
· Bersifat
duniawi, artinya bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang dan
terjadi pada masa yang belum terlampau lama
· Ditokohi
oleh manusia, yang ada kalanya mempunyai sifat dan kekuatan yang luar biasa,
serta sering kali dibantu oleh makhluk-makhluk gaib
· Milik
bersama suatu komunitas tempat legenda tersebut lahir
· Sering
mengalami penyimpangan dari versi sebelumnya (terutama karena tidak ditulis)
· Diwariskan
secara turun-menurun
· Banyak
mengandung ajaran tentang kebaikan melawan kejahatan sehingga dapat dijadikan
pedoman hidup
Jan Harold Brunvand menggolongkan legenda
menjadi empat kategori, yakni sebagai berikut.
· Legenda
keagamaan yaitu legenda yang berkisah tentang para pemuka agama.
· legenda
alam gaib, legenda ini berbentuk kisah yang benar-benar terjadi atau pernah
dialamimanusia sehubungan dengan makhluk gaib, hantu, siluman, gunduruwo,
gejala-gejala alam gaib, sundel bolong dan sebagainya. Fungsinya adalah meneguhkan
kebenaran dan kepercayaan terhadap alam gaib yang sering disebut takhayul
· Legenda
perseorangan adalah kisah tentang orang-orang tertentu yang dianggap
benar-benar terjadi
· legenda tempat atau lokasi legenda tempat adalah kisah yang berhubungan dengan suatu tempat atau bentuk topografi suatu daerah legenda ini hampir di semua tempat di Indonesia
c . Dongeng
Dongeng adalah cerita fiktif atau imajinatif
yang diceritakan turun-temurun. Dalam dongeng, mungkin kita akan menemukan
manusia bisa terbang atau hewan dapat berbicara.
Umumnya, dongeng tidak diketahui pengarangnya (anonim).
Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, tetapi banyak juga dongeng yang
mengajarkan baik buruk (ajaran moral) dan bahkan sindiran. Dengan demikian,
selain menghibur dongeng merupakan sarana sosialisasi nilai-nilai yang berlaku
dalam masyarakat.
d. Nyanyian Rakyat
Nyanyian Rakyat adalah jenis folklor yang
terdiri dari teks dan lagu. Dalam nyanyian rakyat, kata-kata dan lagu merupakan
satu kesatuan yang tak terpisahkan. Namun, teks yang sama tidak selalu
dinyanyikan dengan lagu yang sama. Sebaliknya, lagu yang sama sering dipakai
untuk menyanyikan Beberapa teks nyanyian yang berbeda. Sifat lentur seperti
inilah yang membuat nyanyian rakyat berbeda dengan lagu pop atau klasik. Oleh
karena itu, umur nyanyian rakyat lebih lama dari pada lagu pop atau klasik.
Setidaknya, ada empat fungsi nyanyian rakyat,
yaitu pertama, sebagai pelipur lara,
nyanyian jenaka, pengiring permainan anak-anak, dan pengantar tidur; kedua, sebagai pembangkit semangat; ketiga, memelihara sejarah setempat atau
sejarah klan. Di Nias, ada nyanyian rakyat yang disebut hoho, yang digunakan untuk memelihara silsilah klan besar orang
Nias yang disebut Mado. fungsi keempat
adalah sebagai protes social, misalnya terhadap praktik-praktik ketidakadilan
dalam masyarakat
e. Upacara
Upacara merupakan rangkaian tindakan atau
perbuatan yang terkait pada aturan-aturan tertentu, seperti adat istiadat,
agama dan kepercayaan. Contohnya, upacara penguburan, pendirian rumah,
pembuatan perahu, awal perburuan, perkabungan, pengukuhan kepala suku dan
upacara sebelum berperang.
6) Sumber Kebendaan
· Artefak
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, artefak
adalah benda-benda seperti alat, perhiasan yang menunjukkan kecakapan kerja
manusia (terutama pada zaman dahulu) yang ditemukan melalui penggalian
arkeologi. Selain itu, artefak adalah benda (barang-barang) hasil kecerdasan
manusia, seperti perkakas dan senjata. Benda-benda tersebut dibuat dari bahan-bahan
yang mudah diperoleh pada masa itu, seperti batu, baik masih kasar maupun yang
telah diasah halus, tulang, logam, dan tanah liat (gerabah dan terakota).
Secara arkeologis, artefak diartikan sebagai
semua benda dari bahan alam yang dibuat oleh manusia dengan menerapkan
teknologi tertentu yang sesuai dengan zamannya. Ciri penting dalam konsep
tentang artefak bahwa benda-benda ini dapat dipindahkan dengan relatif mudah,
tanpa harus merusak atau menghancurkannya terlebih dahulu.
· Fosil
Fosil berasal dari bahasa latin fossilis yang artinya “diperoleh dengan
menggali”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, fosil adalah sisa
tulang-belulang binatang atau sisa tumbuhan zaman purba yang telah membatu dan
tertanam di lapisan di bawah lapisan tanah.
Jadi, fosil adalah benda-benda masa lalu yang
didapat melalui proses penggalian atau ekskavasi. Fosil yang paling umum adalah
kerangka makhluk hidup yang tersisa, seperti gigi tulang dan cangkang. Ilmu
yang mempelajari fosil adalah paleontologi (cabang ilmu arkeologi). Untuk
menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup sedimen.
Para ahli membedakan fosil menjadi beberapa macam, yaitu fosil batu biasa, fosil
yang terbentuk dalam batu ambar, fosil ter, seperti yang terbentuk di sumur ter
La Brea di California, AS. Hewan atau tumbuhan yang diperkirakan sudah punah,
tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup.
Terdapat istilah fosilisasi, yaitu proses
penimbunan sisa sisa hewan atau tumbuhan yang terakumulasi dalam sedimen atau
endapan endapan baik yang mengalami pengawetan secara menyeluruh, sebagian,
maupun jejaknya saja. Beberapa syarat terjadinya pemfosilan, antara lain:
-
organisme
mempunyai bagian tubuh yang keras
-
mengalami
pengawetan
-
terbebas
dari bakteri pembusukan
-
terjadi
secara alamiah
-
mengandung
kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit, dan
-
umurnya
lebih dari 10.000 tahun yang lalu
Fosil bermanfaat untuk mengetahui sejarah kehidupan bumi pada masa lampau atau menandai periode waktu. Melalui fosil dan artefak, kita menentukan umur bumi, perkembangan flora dan fauna, dan perkembangan kehidupan manusia. Sebagai contoh, batuan yang mengandung fosil graptolit harus diberi tanggal dari Era Paleozoikum. Persebaran geografi fosil memungkinkan para ahli geologi untuk mencocokkan susunan batu dari bagian-bagian lain di dunia.
14 komentar:
Done_Rohani lauren Simbolon
Done_Yunus Pandapotan Aritonang
Done_Indira Aprila Syahputri
Done_irfandi
Done_Syiva Maharani
Done_Albert Fernando Salvador
Done_Oryza Sativa
Done_Acha Savitri
Done_Muhammad Zaky Maulana
Done_Muhammad Farid Arsyad
Done_Gea Apriliani (15)
X IPS 2
Done_Rafy Ardi Maulana
DONE_Sitiarrayan absensi 29
X IPS 3
Royal Ace No Deposit Bonus 2021 - Konicasino m88 m88 ラッキーニッキー ラッキーニッキー sbobet ทางเข้า sbobet ทางเข้า 380Beting Bonus Philippines | Free Spins on Beting in 2021
Posting Komentar